Seringkali kita menjadi sedih, stress atau depresi, sebab kita merasa bertanggung jawab padahal hal itu bukan urusan kita. Misalnya, kita merasa sedih saat belum bisa meng-Islam-kan orang-orang yang kita cintai, kita stress saat tak bisa berbuat apapun saat orangtua kita meninggal, atau hal semisalnya
Padahal itu bentuk ge-er, merasa bahwa itu urusan kita, padahal bukan. Kita seringkali merasa gagal dalam sesuatu, padahal hal itu tidak pernah menjadi beban kita
Terkisah bagi kita, saat Abu Thalib paman Rasulullah wafat, Rasulullah sangat mengharapkan beliau memeluk Islam, tapi wafatnya tidak dalam keadaan itu. Rasulullah tentu sangat bersedih, sebab salah satu orang yang paling beliau cintai tidak wafat dalam keadaan mengimani Allah
Maka Allah menurunkan ayat untuk menghibur Rasulullah,
Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk -QS 28:56
Seolah Allah ingin menegaskan, bukan salah Rasulullah, bukan pula tanda dakwahnya gagal. Sebab bukan Rasulullah yang menunjukkan Islam, akan tetapi hanya Allah yang menunjuki seseorang dengan Islam, dan Allah lebih tahu tentang siapa yang layak
Islam itu indah, kita tidak diminta khawatir akan rezeki, ajal atau hidayah, sebab itu bukan beban kita, bukan urusan kita, above our paygrade. Akan tetapi Islam meminta kita mengurusi maksimal dan berusaha total dalam hal yang mampu kita kendalikan. Seperti berusaha yang halal, menjaga kesehatan semampu kita, dan belajar yang baik
Bersyukur atas karunia, bersabar atas ujian, memilih yang terbaik dalam amal ketaatan. Bila kita melakukan semua itu, jiwa kita akan tenang, dan hidup bisa lebih dinikmati