Sarad merupakan simbul kendaraan (Pegayotan) Ida Betara (Hyang Sesuhunan) yg sering kita jumpai ketika khususnya Pada Upacara Dewa Yadnya di pura Desa Bungkulan (Bali Utara).
Pada saat prosesi Melasti, Sarad ini tanpa disadari oleh pengusungnya akan bergerak dengan sendirinya kemana hendak beliau Hyang Sesuhunan ingin melancaran setelah upacara di Pura Desa selesai.
Dari fenomenan ini timbul niat anak-anak di sekitar Desa bungkulan mencetuskan ide nya untuk membuat Sarad yang akan dijadikan sebuah permainan tradisional sesuai degan gerak-gerik Sarad tersebut yg khas, identik dan menjadi satu kesatuan simbul rasa cinta, kebersamaan terhadap tradisi setempat.
Penata Tabuh Baleganjur terinspirasi dari permainan sarad tersebut. mencoba menuangkan nya ke dlm bentuk garapan balaganjur yang disimbolkan dengan pukulan2 tegas, permainan tempo, serta dikombinasikan dengan vokal yg mencirikan keceriaan anak-anak bermain mesarad-saradan di Desa Bungkulan.
Penata tabuh : I Gusti Bagus Sukma Adi Oka
Penata gerak: I Kadek Sefyan Artawan
Penanggung jawab Prebekel Bungkulan
Penabuh sekaa gong Jaya Kusuma Desa Bungkulan