Menyambangi era pemerintahan raja-raja Jawa Dinasti Mataram Surakarta dan Yogyakarta, sekitar seratus tahun yang lalu. Tepatnya di Keraton Surakarta pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwono X, di tahun 1893 hingga tahun 1939. Ketika itu, lazim bagi para raja-sultan di Nusantara, untuk menikah dengan lebih dari satu orang perempuan, karena berbagai alasan yang menyertai. Termasuk, untuk memperkuat kewibawaan bagi Sri Raja itu sendiri.
Dan bagi seorang perempuan di masa itu, meski tentunya tidak secara universal, banyak yang beranggapan bahwa jika bisa menjadi istri dari seorang penguasa, sekalipun hanya sebagai seorang istri selir, dapat mengangkat derajat diri pribadi serta seluruh anggota keluarganya. Karena itulah, di Keraton Surakarta, sampai menjelang pertengahan abad ke-20, banyak gadis berbondong-bondong mengadu nasib sebagai abdi dalem bedhaya di istana; tinggal di dalam Keputren, mengabdi, bekerja, dan bersaing mati-matian demi bisa diangkat sebagai selir Sri Sunan.
[Dari Berbagai Sumber]
Bagian II:
Kala Para Selir menguji Cinta Raja - Keputren Keraton Surakarta di Era Sunan Pakubuwono X [2/2]
https://youtu.be/jCsoqTVXP5I
*) Asal-Usul dan Sejarah Pengemis - Sedekah Raja Jawa dan Wong Kemisan
https://youtu.be/7Yx-VGCbbdo
*) Upacara Khitan Putra Mahkota Keraton Surakarta | Calon Sunan Pakubuwono X
https://youtu.be/d_GjLy5FlNM
#tempodulu #keratonsolo #dokumenter