Pada abad ke-16, Nusantara menjadi incaran bangsa-bangsa Eropa. Wilayah yang kini
menjadi Indonesia jatuh ke tangan Belanda setelah kehadiran Vereenigde Oostindische
Compagnie (VOC) yang mendominasi perdagangan rempah-rempah. Belanda
mengintegrasikan berbagai kerajaan lokal ke dalam satu sistem kolonial bernama
Hindia Belanda, meskipun dengan perlawanan sengit dari tokoh-tokoh seperti Sultan
Hasanuddin dari Gowa, Pangeran Diponegoro, dan Teuku Umar dari Aceh.
Sebaliknya, Semenanjung Malaya menjadi sasaran Inggris pada akhir abad ke-18.
Melalui perjanjian Anglo-Dutch Treaty 1824, Inggris menguasai wilayah Malaya,
sementara Belanda mempertahankan Hindia Belanda. Inggris membangun sistem
pemerintahan federal yang melibatkan sultan-sultan lokal, menjaga struktur tradisional
namun memastikan kendali kolonial tetap kuat. Sabah dan Sarawak di Borneo berada
di bawah pengaruh Kesultanan Brunei sebelum akhirnya jatuh ke tangan Inggris pada
abad ke-19. Berbeda dengan Belanda yang lebih represif, Inggris lebih fleksibel dalam
mengelola wilayah kolonialnya, memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang lebih
stabil di Malaya.
desclaimer; beberapa footage berupa gambar ataupun video bersumber dari beberapa video dengan tujuan agar ilustrasi dapat mudah dipahami oleh penonton.
Video ini bersifat edukasi
#subscribe #sejarah #info #informatif #soekarno #cerita