Assalamu'alaikum...
Watuaji adalah nama sebuah desa di wilayah kecamatan Keling, kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Berawal dari rasa penasaran saya terhadap sebuah desa yang namanya Watuaji, bagaimana sejarahnya desa tersebut dinamakan Watuaji, saya menanyakan pada salah satu sesepuh di sekitar desa tersebut.
Menurut cerita dari salah seorang sesepuh yang saya jumpai, dahulu kala sebelum para wali mendirikan masjid Demak, terlebih dahulu para wali hendak mendirikan sebuah masjid di kawasan lereng Utara pegunungan Muria, tepatnya di wilayah yang saat ini merupakan kawasan kecamatan Keling,Jepara.
Pada suatu hari tibalah saatnya para wali hendak mendirikan masjid. Direncanakan masjid yang akan didirikan itu akan selesai berdiri dalam satu malam. Dengan kemampuan ilmu yang dikaruniakan Allah kepada para wali maka tak heran jika wali² di tanah Jawa dahulu kala mampu memperlihatkan suatu hal atau peristiwa yang diluar nalar. pada malam yang telah direncanakan pendirian masjid para wali akan meminta bantuan kekuatan gaib agar masjid itu bisa selesai dibangun dalam waktu semalam.
akan tetapi sebelum masjid itu selesai didirikan, para wanita warga perkampungan di sekitar area yang akan dibangun masjid tersebut sebelum waktu fajar tiba malah melakukan pekerjaan lebih awal menjemur hasil pertanian berupa kapas. Kapas² yang dalam jumlah banyak diecerkan di sebuah lahan yang luas, niatnya jika matahari sudah terbit kapas² itu segera terjemur. Sayangnya hamparan kapas yang samar² terlihat bias warna putih terlihat oleh para makhluk gaib yang sekiranya akan membantu para wali untuk menyelesaikan mendirikan masjid pada semalam itu juga. Para makhluk gaib itu menyangka waktu fajar sudah hampir tiba. Karena mereka takut kesiangan maka para makhluk gaib itu segera melarikan diri sebelum menyelesaikan pekerjaan mendirikan masjid. Karena kejadian tersebut maka para wali gagal mendirikan masjid yang hendak diselesaikan dalam semalam. Kronologinya hampir mirip proses pembuatan candi Sewu.
Dan karena rencana pembangunan masjid gagal maka pilar² yang akan dibuat masjid kemudian dibiarkan berserakan dan ditinggalkan oleh para wali.
Apakah pada zaman dahulu pilar² bahan baku pembuatan masjid itu memang dibuat dari batu² besar yang dipahat sedemikian rupa, atau dari kayu² besar yang beratus-ratus tahun kemudian menjadi fosil dan membatu, hal tersebut belum bisa diterangkan oleh masyarakat di wilayah tersebut. Dari situlah karena ditemukan begitu banyak batu² besar yang bentuknya seperti sedemikian rupa menakjubkan, maka daerah tersebut dinamakan Watuaji.
Begitulah cerita sejarah desa Watuaji yang saya dengar dari cerita salah satu sesepuh di daerah tersebut. Tetapi sayangnya tidak kami temukan catatan sejarah otentik yang tertulis, mungkin itu cerita turun temurun dari para leluhur di wilayah tersebut, jadi memungkinkan terjadinya perubahan² alur cerita karena masing² orang pasti berbeda dalam mengingat cerita dengan kalimat yang sama persis dari awal dan pasti beda pula cara menyampaikan ceritanya ke generasi selanjutnya. Sehingga memungkinkan pula ada versi² lain tentang sejarah desa Watuaji.
Demikian yang bisa saya sampaikan, apabila ada kekeliruan mohon maaf yang sebesar-besarnya....
Salam JASMERAH🙏🙏