Leila S. Chudori dikenal sebagai sastrawan yang fokus mengulik peristiwa sejarah di Indonesia lalu disajikan dengan apik dalam novel-novelnya yang selalu disambut antusias oleh pembaca di Indonesia. Termasuk dalam novel teranyarnya, "Namaku Alam 1".
Disklaimer: diskusi buku ini agak menjurus ke topik-topik yang mengarah ke 'pinggir jurang'. Jadi dimohon kebijaksanaan dan kedewasaan para penonton dalam menyimak video kami ini.
Fillah dan Gandhy, dua anggota Komunitas Teman Baca, mengulas "Namaku Alam 1" ini dengan cukup tajam dan menarik. Mereka mengapresiasi novel ini karena, menurut mereka, memberikan perspektif atau sisi berbeda terkait peristiwa 65. "Selama ini hanya sudut pandang penguasa yang kita baca terkait korban 65, khususnya mereka yang merupakan keluarga tertuduh komunis," kurang lebih kata salah satu dari mereka.
Novel ini, penjelasan Fillah, memiliki alur maju mundur, dan merupakan studi psikologis terhadap keluarga tertuduh komunis yang harus mengalami perundungan, stigmatisasi, dan diskriminasi.
Seperti apa lengkapnya, silakan menonton sampai habis ya. Selamat menonton!
#temanulas #temanbaca #banyaktemanbanyakbaca